Jumat, 08 Januari 2010

‘’Sabar Dalam Menghadapi Maksiat’’

Ada beberapa sebab yang dapat menjadikan seorang hamba sabar dalam menghadapi kemaksiatan, diantaranya adalah sebagai berikut,

1. seorang hamba mengakui kejelekan maksiat, kerendahan, serta kehinaannya. Dan sesungguhnya ALLOH mengharamkan dan melarang maksiat tersebut karna Alloh mengetahui kejelekan maksiat dan kehinaannya.
2. malu kepada ALLOH karna ketika seorang hamba mengetahui bahwa ALLOH mengetahu, mendengar, serta melihatnya, maka ia pasti akan merasa malu untuk berbuat maksiat di hadapan ALLOH.
3. menjaga nikmat dan kebaikan yang telah di karuniakan kepada hamba, karna dosa akan menghilangkan nikmat yang di berikan-Nya. Sebagian ulama salaf mengatakan, ‘’Suatu ketika saya berbuat dosa, setelah itu saya tidak bisa melakukan qiyamul lail selama satu tahun.’’ Sedangkan sebagian ulama salaf yang lain mengatakan, ‘’ Suatu ketika saya melakukan dosa, lalu saya merasa sulit untuk memahami Al-Qur’an. Dalam hal ini ada sebuah syair yang berbunyi, jika kau sedang berada dalam kenikmatan, maka jagalah nikmat itu. Karna sesungguhnya maksiat itu menghilagkan nikmat.
4. karna rasa takut dan khawatir terhadap siksa ALLOH. Hal ini dapat di peroleh jika membenarkan janji dan ancaman ALLOH, serta iman kepada kitab dan Rasul-Nya.
5. karna cinta kepada ALLOH. Ini adalah penyebab yang paling kuat dalam sabar menghindari maksiat. Karna sesungguhnya orang yang mencintai itu pasti akan mentaati yang dicintai.
6. karna kemuliaan jiwa dan kesucian serta kelebihannya. Demi menjaga kemuliaan jiwa, dia telah memilih sebab yang bisa menghapus dan menghindarkan diri dari perbuatan maksiat.
7. karna adanya pengetahuan mengenai dampak buruk dan pengaruh jelek dari maksiat itu sendiri.
8. memendekan angan-angan serta selalu mengigat mati, karna hamba tersebut menyadari bahwa dia ibarat musafir yang masuk kedalam desa kemudian keluar darinya.
9. menghindari makan, minum, berpakaian, tidur, srta bergaul secara berlebihan.
10. sebab yang terakhir adalah semua sebab dari semua yang telah di sebutkan tadi, yaitu tetapnya pohon keimanan di dalam hati seseorang.

‘’Wallohu’alam’’
Dikutip dari kitab Thariqul Hijratain wa Babus Sa’adatain
Karya Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah

4 komentar:

  1. terima kasih atas nasihatnya

    BalasHapus
  2. thanks...atas mouidlohnya...

    BalasHapus
  3. jangan lupa kunjungannya ya aku-jadi-tahu25.blogspot.com

    BalasHapus
  4. jangan lupa kunjungannya ya aku-jadi-tahu25.blogspot.com

    BalasHapus